“Ringkasan Perkembangan Fotografi Jurnalistik di Indonesia”
sumber gambar : beritalima.com
Perkembangan
fotografi di Indonesia diawali dari kesultanan Yogyakarta yaitu Kassian Cephas,
seorang fotografer pribumi sebagai
juru foto keluarga Kesultanan, sekaligus dokumenter di Dutch Archaeological
Union. Fotografi pada perkembangan pertamanya mengabadikan beberapa
kegiatan kebudayaan jawa dan kegiatan keluarga keraton.
Dalam perkembangannya fotografi
jurnalistik digunakan sebagai dokumentasi keadaan dalam peperangan di Indonesia salah
satunya adalah keadaan peperangan selama berlangsung di aceh yang sampai
sekarang momen tersebut diabadikan dalam catatan sejarah Indonesia. Selain itu
pada masa penjajahan juga digunakan sebagai alat propaganda dalam surat kabar
yang beredar pada saat situasi peperangan.
Setelah berjalannya waktu fotografi
jurnalistik berkembang lahirlah IPPHOS (Indonesia Press Photo Service) pada tanggal 2 0ktober 1946 adalah kantor berita yang fokus merekam
semangat dan pergolakan politik Indonesia. Kurun waktu tak hanya reportase foto
politik dan kenegaraan, IPPHOS juga merambah ke arena olahraga, keseharian,
feature, potret, sosial, seni, dan budaya yang membangun citra
Indonesia.Foto-foto IPPHOS-lah yang pada akhirnya banyak digunakan dalam
visualisasi sejarah.
Dibandingkan dengan zaman sekarang,
atau zaman digital. Dahulu penggunakan jurnalistik hanya terbatas pada
kebutuhan dan perintah saja, bebas seperti sekarang. Dan dalam penggunaan alat.
Hanya dibatasi dengan kamera DLSR saja atau sejenis kamera. Belum bisa
menggunakan alat komunikasi lainnya seperti Handphone pada era digital
sekarang.
Sangat jauh dari zaman dahulu, sekarang tidak
dibatasi dalam perihal fotografi jurnalistik,baik alatnya maupun kewenangannya.
Siapapun bisa menjadi fotografer jurnalis dengan alatnya sendiri, bahkan hanya
dengan ponselnya sendiri.
Oleh : Abdurrahman Wahid
KPI A / semester VII
IAI Bunga Bangsa Cirebon
0 comments:
Posting Komentar